Bukan bosan, apalagi khianat perasaan, mungkin lelah menghasut keputusasaan. Mengapa terasa berat, mengapa terasa terluka, mengapa terasa disaat aku benar-benar ingin mengakhiri.
Mengakhiri ketidakpastian ini, mengakhiri penantian, mengakhiri pengorbanan, dan mengakhiri perasaan. Kamu, kepada kamu semua ini tertuju dan tercipta. ahsudah terlalu puitis.
Tetap terjaga dan terus coba meyakinkan diri, dia telah sengaja ku lepas dari genggaman, dan aku tetap harus terus berjalan meninggalkan hati yg telah Kamu maling, kembalikan hatiku lalu aku akan berpaling. jangan menahanku -lagi, aku benar-benar harus berlari, jangan menahan ku dan membuat ini semakin sulit, aku yg terluka, kamu? tertawa. paham?! Sadarku semakin nyata "dimatamu aku ini siapa?"
Inikah saatnya bagiku, untuk tidak lagi mencari kenyataan karena begitu menyakitkan. Kita tak bisa bersama. meski tetap setia masuk dalam sayang tanpa menepikan logika, kita memang tak bisa bersama. Hanya setengah hati yg inginku bertahan setengahnya benci, kesal, kecewa, dan keputusasaan. "Apakah ini yg harus kutanggung tanpa jawabmu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar